Minggu, 25 Maret 2012

Komunitas Pendoa Santo Thomas Klaseman Berziarah ke Sembilan Sendang di Yoyakarta dan Jawa Tengah 16-19 Maret 2012

Kesan umum selama berziarah adalah sangat menakjubkan. Begitu besar Allah menciptakan Alam Semesta ini. Para peziarah Gua Maria biasanya mengambil waktu bulan Mei dan Oktober. Komunitas pendoa Santo Thomas Klaseman berbeda. Dengan sengaja kami berziarah pada bulan Maret dengan maksud agar perjalanan ziarah benar-benar terasa keheningannya selama di tempat ziarah. Selain itu perjalanan di tempat ziarah selain bulan Mei dan Oktober benar-benar lancar.Puji Tuhan meskipun bulan Maret masih musim hujan, kami dilindungi dan diberi cuaca yang sangat terang, cerah, dan tidak terlampau panas, sehingga perjalanan ke sembilan tempat ziarah sangat sukses.
 
Kami bersebelas berangkat dari Malang pukul 20.00 WIB. Sebelum perjalanan Bapak M. Efendi membuka dangan doa perjalanan dan mohon kelancaran mulai berangkat sampai kembali di Malang. Tema ziarah kali ini NOVENA TIGA SALAM MARIA. Doa ini kami doakan sembilan kali di tempat ziarah dengan intensi pribadi peserta masing-masing, namun didoakan secara bersama-sama.

Rombongn tiba di Gua Maria Mojosongo 1) Solo tepat pukul tiga dini hari. Kami bersih-bersih sebentar kemudian mulai doa novena pertama yang dipimpin oleh Ibu Hadi, kemudia dilanjutkan doa pribadi masing-masing sampai pukul 03.30. Setelah semua selesai kami melanjutkan perjalanan berikutnya menuju Sengon Kerep tepatnya ke Taman Maria Wahyu Ibu-Ku atau Gua Maria Giri Wening.

Perjalanan ke Giri Wening  sempat kesasar di kebun tebu, namun berkat bantuan penduduk yang sudah mulai berkebun pagi hari kami dipandu sampai ke jalan utama lagi. Gua Maria Giri Wening sebenarnya lebih mudah dicapai melalui Sendang Sriningsih tetapi akses jalan masih sederhana. Pengemudi yang trampil sangat dibutuhkan bila menuju ke Giri Wening. Rombongan kami setelah tersasar di kebun tebu kami mencari jalan ke Giriwarno. Akses jalan ke Giriwarno sangat bagus dan mulus. Penduduk umumnya tidak begitu paham nama Sengon Kerep atau Giri Wening. Bila ragu lebih baik bertanya ke desa Jogoprayan dan desa Sampang.Nah di desa Sampang inilah lokasi Gua Maria Giri Wening 2). Kami dipandu oleh Bapak Cahyo sampai menuju ke tempat. Lega rasanya begitu kami sampai di rumah keluarga besar Bapak Cahyo. Kami disambut dengan ramah.


Tanpa istirahat kami langsung melakukan Doa Jalan Salib. Rute jalan salib belun selesai dibangun karena sudah sebulan ada masalah sedikit pembangunannya. Mohon doa para peziarah agar segera lancar kembali pembangunannya. Perhentian satu sampai selesai masih merupakan batu-batuan bertumpuk dan gambar yang kadang terpasang dan ada yang hilang. Kami selesaikan Jalan Salib dengan semangat tinggi dan berakhir di depan Gua Maria. Kami melanjutkan doa novena kedua tepat di depan Patung Bunda Maria yang menggendong Kanak-kanak Yesus.  Di tempat ini kami akhiri membuat dokumentasi, mandi, dan makan pagi yang  disediakan oleh keluarga Bapak Cahyo. Selesai beramah tamah kami melanjutkan perjalanan ke Gua Maria Sriningsih.3)
Perjalanan ke Sendang Sriningsih kami tempuh melalui jalan pintas menaiki bukit terjal di sebelah barat Giri Wening. Begitu keluar dari Giri Wening langsung menanjak ke kanan terus kurang lebih 1 km. Jalan naik dan perlu stamina dan kelincahan khusus bagi pengemudi. Pemandangan di kanan kiri bukit sangat indah dan menakjubkan. Rumah penduduk masih jarang. Tampak sepanjang perjalanan hutan dan jurang serta pegunungan di kejauhan bahkan kami dapat melihat puncak gunung api purba dari kejauhan di sebelah barat.Sekitar 45 menit kami tiba di perhentian Jalan Salib I di Gua Maria Sriningsih. Rombongan kami terus menuju ke perhentian VI dan mobil parkir di lahan yang cukup luas. Dari perhentian ke-6 kami berjalan kaki sendiri-sendiri semampunya mengingat jalan menjuju gua menanjak dan rombongan kami sudah berusia lanjut tetapi  semangat masih hebat. Tak lama kemudian kami tiba di Sendang Sriningsih. Lingkungannya rimbun dan  rindang, hawanya sejuk, dan bersih. Kami melakukan persiapan kemudian berdoa novena ke-3 dan dilanjutkan doa pribadi. Seusai berdoa kami istirahat sejenak sambil membuat dokumentasi. Rasa lelah hilang begitu berteduh di bawah pohon ringin yang rindang di depan gua.Badan terasa segar kemudian kami kembali ke mobil melanjutkan perjalanan ke Gua Maria Lawangsih.
Gua Maria Lawangsih kami tempuh 45 menit. Begitu melalui Jembatan Kali Progo dan sampai di perempatan Kenteng kami langsung ke arah barat. Setelah melewati sawah yang subur dan indah jalan terus menanjak berkelok-kelok.menuju bukit menoreh. Tiba di Gua Maria Lawangsih 4) sekitar pukul 11.00 WIB. Suasana sunyi. Hanya beberapa keluarga berziarah di tempat ini. Rombongan kami langsung menuju lorong semedi dan berdoa pribadi. Beberapa saat kemudian kami berkumpul di depan Patung Bunda Maria untuk berdoa novena ke-4. Selesai ibadat kami istirahat di parkiran menikmati buah durian , kemudian melanjutkan perjalanan ke Gua Maria Pangiloning Leres.5) Gua ini sebenarnya lebih tua dibanding Gua Lawangsih. Gua ini letaknya di atas bukit di depan Gereja Fatima. Di tempat ini kami doakan novena ke5.

Dari bukit menoreh kami meluncur ke Gua Maria Jatiningsih 6) Tempat ziarah ini mudah ua.dijangkau karena berada di perkampungan tepatnya di pinggir Kali Progo.Kendaraan bisa parkir di halaman kompleks gua.Di tempat  ini kami langsung menuju gua dan berdoa novena ke-6 dan dilanjutkan doa pribadi.

Hari mulai sore dan matahari makin redup. Riak air Kali Progo terdengar keras dan suasana makin sunyi. Kami melanjutkan perjalanan ke Candi Ganjuran 7) dan sekaligus bermalam di Panti Asuhan Santa Maria yang berada di samping candi. Selesai mandi dan bersih-bersih kami meuju Candi Ganjuran. Suasana sudah gelap. Para peziarah makin banyak berdatangan. Suasana hening dan sakral.Suasana agak gelap,  sunyi, dan nyala lilin di depan candi menambah suasana makin suci. Rombongan kami memilih tempat di pelataran candi untuk berdoa novena ke-7. Beberapa peserta setelah doa pribadi ada yang melanjutkan tirakatan sampai tengah malam.

Minggu pagi kami berkesempatan mengikuti Misa Kudus di Gereja Ganjuran.Misa dimulai pukul 07.00 WIB. Suasana umat Katolik di Ganjuran sangat khas Yogyakarta. Ada nuansa keaslian umat baik fisik pakaian maupun perilakunya. Sapaan Imam “Selamat pagi” diikuti dengan Berkah Dalem mengingatkan penulis 50 tahun yang lalu ketika penulis menjadi misdinar di Paroki Girisonta Ungaran. Semua umat tanpa kecuali selalu menyapa Imam dengan Berkah Dalem Romo .Selesai Misa Kudus rombongan sarapan pagi di warung depan  gereja. Selanjutnya kami berbelanja oleh-oleh di Malioboro dan pabrik pia 25  makanan khas Yogyakarta.

Hari makin siang namun matahari redup sehingga suasana tidak terlalu panas. Dari Yogyakarta langsung kami men
uju Gua Maria Kerep 8) di Ambarawa. Setibanya di gua rombongan langsung menuju ke lokasi gua dan berdoa novena ke-8 dan dilanjutkan doa pribadi.Dari gua peserta ziarah menuju tempat devosi Sakramen Mahakudus Abadi. Kami hening sejenak dan berdoa secara pribadi. Beberapa peserta ada yang berdoa di Taman Doa Permohonan.

Dari Ambarawa rombongan menuju desa Banyu Urip Jelog Tuntang Salatiga.Tepat pukul 17.00 WIB kami tiba di desa Banyu Urip. Tempat ziarah terakhir ini dikenal dengan nama Gua Maria Rosa  Mystica 9).Dari jalan beraspal kami menuruni jalan setapak menjuju Sendang Banyu Urip. Air sendang ini telah banyak menyembuhkan orang sakit . Diyakini Sendang Banyu Urip ini mempunyai cerita legenda pada masa kerajaan Mataram sehingga dipercayai oleh penduduk sebagai sendang penyembuh berbagai penyakit.Dari sendang kami melalui rute Jalan Salib panjang menuju gua. Perjalanan Jalan Salib sebenarnya dekat tetapi medannya sangat menantang apalagi trap yang terbuat dari semen cor menukik tinggi sehingga harus diperlukan stamina yang cukup agar sampai di gua. Di tempat ini harus hati-hati dan selalu berpegangan besi agar tidak terjatuh karena bila hujan amat licin. Sampailah kami di tempat ruang doa yang di dalamnya ada Gua Maria Rosa Mystica. Kami mengakhiri novena ke-9 dengan lega di tempat ini. Ruang doa di tempat ini sangat representatif, sehingga meskipun hujan peziarah tetap dapat melaksanakan doa dan pujian. Tepat pukul 18.00 kami meninggalkan desa Banyu Urip  kembali ke Malang. Tiba di kota Malang pukul 02.30 WIB. Bagi pencinta ziarah kami rekomendasikan empat tempat ziarah inspiratif : Gua Maria Giri Wening, Sendang Sriningsih, Gua Maria Lawangsih, dan Gua Maria Rosa Mystica. Selamat berziarah tahun 2013 !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar